مسلم عراقي صيدلي…. وإن شئيم أضيفوا أي شيء من الممكن وصفي بهأسكن بغداد، ولدت فيها ولا زلت أسكنها
ولدت في يوم الإثنين 21 ذو القعدة 1403 الموافق 29 آب 1983
درست في مدرسة الصمود العربي الإبتدائية ( 1989 - 1995 )
والثانوية في ثانوية المتميزين للبنين ( 1995 - 2001 )
ثم درست في كلية الصيدلة بجامعة بغداد ( 2001 - 2006 )
والآن أنا صيدلي بمستشفى أبي غريب العام ( منذ 25 آذار 2007 وحتى الآن )
Monday, June 30, 2008
Mahmood [Arabic]
A conservative Sunni Muslim Pharmacist of 25 years occasionally commenting about politics and religion. He has pictures of Harith al-Dhari on his personal heroes list. Here is his about page:
Saturday, June 28, 2008
Remembrance of God
Remembrance of God instills in us a desire for the journey, and makes us into travellers.Divan-i Shams
Thursday, June 26, 2008
The Young Hafiz
There was a young man, who got to know about a precious stone. He decided not to come back to his house till he finds the stone. So he left his house with a little provision. He sat down to sketch a map on a notebook. He had a very long route to cover, but he stuck to his ambition and had very high hopes.He believed that if he found the stone he would not have to work anymore and would become the
Tuesday, June 24, 2008
Nikah
Nikah is a form of Ibaadat, but people have made it into a Museebat.Shaykhul Hadeeth Muhammad Zakariyya - Aap Beti
Wednesday, June 18, 2008
Halal Diet and Pregnancy
We are what we eat. Today we complain our children are disobedient towards us, but why the surprise? If we feed our children haram (even while in the womb) then the thoughts that will be bred in their minds (later in life) will be haram. Understand well, halal foods breed halal thoughts and halal actions whilst haram food breeds haram thoughts and haram actions.Shaykh Ashraf Ali Thanwi
Tuesday, June 17, 2008
Topik 82: Muhrim
Bisimillahirrahmanirrahim.
Kata muhrim sering kita pakai. "Eh awas... nanti whudhu'mu batal... jangan dekat-dekat... bukan muhrim". Muhrim yang dimaksud disini, adalah orang yang haram dinikahi.
Kata yang dekat dengan kata muhrim banyak. Antara lain: kata haram, muharram, mahrum, mahram, dsb.
Haram dan Halal
Haram, حرام adalah lawan dari Halal حلال. Sudah tidak kita perlukan penafsiran apa-apa lagi kan. Haram artinya sesuatu yang dilarang. Halal artinya sesuatu yang dibolehkan.
Dari mana asalnya kata Haram? Perhatikan kata haram dalam bahasa Indonesia itu dalam bahasa Arabnya حرام . Ada 4 huruf kan. HA RO ALIF dan MIM. Nah sebuah kata bahasa Arab umumnya terdiri dari 3 huruf asli (yaitu huruf hijaiyah selain YA, WAW, dan ALIF).
Kalau begitu kata حرام - yang 4 huruf itu, karena ada ALIF, maka huruf aslinya hanya 3, yaitu HA RO dan MIM. Jadilah dia: حرم.
Nah yang jadi soal gimana mbacanya? Dia bisa kita baca harama, haruma, harima. Ada 3 kemungkinan. Lho... kan bisa juga kita baca hurima, hurimi, dsb? Ya Anda benar. Akan tetapi yang umum jadi entri pertama di kamus adalah AWAL dan AKHIR fathah. Dengan demikian tengahnya bisa fathah, kasroh, atau dhommah. So hanya 3 kemungkinan.
Okeh... sekarang kita lihat lagi. Kata حرم , jika mendapat alif sebelum huruf terakhir, maka biasanya kata itu menunjukkan sifat, dan cara bacanya tertentu. Jadi kata حرام , walau tidak ada harokatnya, dibaca haraam. Yaitu sesuatu yg sifatnya haram.
Sama halnya dengan رحمان walau tidak ada harokatnya kita baca rahmaan. Tidak bisa dibaca ruhmaan, atau rihmaan.
Sekarang balik lagi ke kata حرم. Bagaimana cara membacanya, diantara 3 kemungkinan? Hanya ada 1 cara, yaitu lihat kamus... (hik.. only that??? lah iya laaa...)
Di kamus ditulis:
حرم يحرم حرما - haruma yahrumu hurman : haram, terlarang.
Berarti kita bacanya haruma (kata kerja).
Simple kan? Insya Allah ya...
Oke, dari KKL haruma itu, banyak kata yang terbentuk setelahnya, seperti:
حرّم - harrama : mengharamkan (KKT-2)
أحرم - ahrama : berihram (KKT-1)
TAHRIIM dan MUHRIM
Kata ahrama - berihram. Orang yang melakukan ihram disebut محرم - muhrim (isim fa'il). Sama halnya dengan أسلم - aslama : berIslam, maka orang yang Islam disebut مسلم - muslim.
Jadi kalau begitu kata MUHRIM lebih tepat diartikan orang yang berihram (sedang melaksanakan ibadah haji).
Sedangkan kata محرم - mahram, adalah orang yang haram dinikahi.
Dalam AQ sesuatu yang dilarang disebut dengan mahruum محروم .
Kata tahrim artinya pengharaman. Kata ini adalah kata masdhar dari harrama. Tashrifnya adalah: harrama yuharrimu tahriim.
Muharram
Muharram محرم adalah nama bulan. Secara letterleijk, muharram adalah isim maf'ul (objek) dari kata harrama. Jadi kalau harrama mengharamkan, muharrim adalah sesuatu yang mengharamkan, sedangkan muharram artinya sesuatu yang diharamkan. Dari kacamata sejarah bulan muharram adalah bulan dimana berperang dibulan tsb diharamkan.
Kembali lagi ke konteks muhrim dan mahram. Kalau yang dimaksud orang yang tidak boleh dinikahi maka disebut mahram, bukan muhrim. Karena muhrim adalah orang yang berihram. Di Indonesia dan Malaysia (kalo tidak salah), sering dijumpai perkataan muhrim, tapi maksudnya mahram.
Allahu a'lam.
Kata muhrim sering kita pakai. "Eh awas... nanti whudhu'mu batal... jangan dekat-dekat... bukan muhrim". Muhrim yang dimaksud disini, adalah orang yang haram dinikahi.
Kata yang dekat dengan kata muhrim banyak. Antara lain: kata haram, muharram, mahrum, mahram, dsb.
Haram dan Halal
Haram, حرام adalah lawan dari Halal حلال. Sudah tidak kita perlukan penafsiran apa-apa lagi kan. Haram artinya sesuatu yang dilarang. Halal artinya sesuatu yang dibolehkan.
Dari mana asalnya kata Haram? Perhatikan kata haram dalam bahasa Indonesia itu dalam bahasa Arabnya حرام . Ada 4 huruf kan. HA RO ALIF dan MIM. Nah sebuah kata bahasa Arab umumnya terdiri dari 3 huruf asli (yaitu huruf hijaiyah selain YA, WAW, dan ALIF).
Kalau begitu kata حرام - yang 4 huruf itu, karena ada ALIF, maka huruf aslinya hanya 3, yaitu HA RO dan MIM. Jadilah dia: حرم.
Nah yang jadi soal gimana mbacanya? Dia bisa kita baca harama, haruma, harima. Ada 3 kemungkinan. Lho... kan bisa juga kita baca hurima, hurimi, dsb? Ya Anda benar. Akan tetapi yang umum jadi entri pertama di kamus adalah AWAL dan AKHIR fathah. Dengan demikian tengahnya bisa fathah, kasroh, atau dhommah. So hanya 3 kemungkinan.
Okeh... sekarang kita lihat lagi. Kata حرم , jika mendapat alif sebelum huruf terakhir, maka biasanya kata itu menunjukkan sifat, dan cara bacanya tertentu. Jadi kata حرام , walau tidak ada harokatnya, dibaca haraam. Yaitu sesuatu yg sifatnya haram.
Sama halnya dengan رحمان walau tidak ada harokatnya kita baca rahmaan. Tidak bisa dibaca ruhmaan, atau rihmaan.
Sekarang balik lagi ke kata حرم. Bagaimana cara membacanya, diantara 3 kemungkinan? Hanya ada 1 cara, yaitu lihat kamus... (hik.. only that??? lah iya laaa...)
Di kamus ditulis:
حرم يحرم حرما - haruma yahrumu hurman : haram, terlarang.
Berarti kita bacanya haruma (kata kerja).
Simple kan? Insya Allah ya...
Oke, dari KKL haruma itu, banyak kata yang terbentuk setelahnya, seperti:
حرّم - harrama : mengharamkan (KKT-2)
أحرم - ahrama : berihram (KKT-1)
TAHRIIM dan MUHRIM
Kata ahrama - berihram. Orang yang melakukan ihram disebut محرم - muhrim (isim fa'il). Sama halnya dengan أسلم - aslama : berIslam, maka orang yang Islam disebut مسلم - muslim.
Jadi kalau begitu kata MUHRIM lebih tepat diartikan orang yang berihram (sedang melaksanakan ibadah haji).
Sedangkan kata محرم - mahram, adalah orang yang haram dinikahi.
Dalam AQ sesuatu yang dilarang disebut dengan mahruum محروم .
Kata tahrim artinya pengharaman. Kata ini adalah kata masdhar dari harrama. Tashrifnya adalah: harrama yuharrimu tahriim.
Muharram
Muharram محرم adalah nama bulan. Secara letterleijk, muharram adalah isim maf'ul (objek) dari kata harrama. Jadi kalau harrama mengharamkan, muharrim adalah sesuatu yang mengharamkan, sedangkan muharram artinya sesuatu yang diharamkan. Dari kacamata sejarah bulan muharram adalah bulan dimana berperang dibulan tsb diharamkan.
Kembali lagi ke konteks muhrim dan mahram. Kalau yang dimaksud orang yang tidak boleh dinikahi maka disebut mahram, bukan muhrim. Karena muhrim adalah orang yang berihram. Di Indonesia dan Malaysia (kalo tidak salah), sering dijumpai perkataan muhrim, tapi maksudnya mahram.
Allahu a'lam.
Monday, June 16, 2008
Worrying
When I lived in the UAE, my family and friends in Europe worried that
a) I wasn't getting enough beer and bacon
and
b) I might be blown up in a terrorist attack.
I repeatedly told them there was no cause for alarm - beer and bacon are readily available to non-Muslims (I think it's about time the UAE tourist authorities came out with a definitive statement, along the lines of 'this is not Saudi Arabia, you can get as much beer and bacon as you want!'), and the UAE has never suffered a succesful terrorist attack (although there have been at least two credible attempts that I know of).
I bring this up today because the British Foreign Office has raised it's terrorist threat level to 'as high as it can go'. Conspiracy theories abound as to why the UAE has been safe up until now; it's generally reckoned that the enemy are paid good hard cash to stay away. So why is it now thought there's a serious threat? Has the money dried up, or what?
a) I wasn't getting enough beer and bacon
and
b) I might be blown up in a terrorist attack.
I repeatedly told them there was no cause for alarm - beer and bacon are readily available to non-Muslims (I think it's about time the UAE tourist authorities came out with a definitive statement, along the lines of 'this is not Saudi Arabia, you can get as much beer and bacon as you want!'), and the UAE has never suffered a succesful terrorist attack (although there have been at least two credible attempts that I know of).
I bring this up today because the British Foreign Office has raised it's terrorist threat level to 'as high as it can go'. Conspiracy theories abound as to why the UAE has been safe up until now; it's generally reckoned that the enemy are paid good hard cash to stay away. So why is it now thought there's a serious threat? Has the money dried up, or what?
Subscribe to:
Posts (Atom)