Wednesday, March 18, 2009

Pulau yang dituju

Saya mengajarkan pelajaran bahasa arab Al-Quran ke beberapa teman2x (saat ini sedang off dulu) dan kepada keluarga sendiri (masih jalan) khususnya buat istri (again, please jangan consider saya orang yang jago ya, at least yang ada sedikit ilmu ini saya coba sebarkan ke orang2 terdekat saya dulu).

Yang menarik adalah bahwa motif memegang peranan penting, sampai tingkat mana Anda akan menguasai. Makanya sebelum saya mengajar, saya ingin tahu motif orang tsb belajar.

Saya pribadi, seperti yang saya tulis tahun 2007, secara implisit motifnya adalah mengerti bahasa Arab Al-Qur'an agar: (1) mudah menghafal ayat Al-Quran, (2) menikmati bacaan imam waktu sholat atau waktu mendengar murottal. Itulah "pulau" yang ingin saya tuju. Alhamdulillah rasanya saya sudah bisa sampai di "pulau" tsb, atau setidaknya sudah merasa sampai disitu.

Setelah itu, ya sudah, terhenti. Why? Karena itulah "pulau" yang dulu saya inginkan.

Saya tidak terlalu ingin berlayar ke "pulau" percakapan, ke pulau "balaghoh" dan sejenisnya. Saya tidak bisa bercakap bahasa arab (kecuali yang sederhana saja).

Saat perang Gaza kemaren, saya sering melihat di TV liputan Al-jazeera, berbahasa arab. Duh... rasanya ingin juga bisa bahasa arab kontemporer secara aktif. Bahasa Arab Al-Quran berbeda dengan bahasa arab kontemporer (majalah, TV, percakapan, dst). Karena Al-Quran adalah sebuah kitab suci yang terjaga sampai hari kiamat nanti. Bahasa sastra Al-Quran sangat tinggi. Rasa bahasanya berbeda, tidak bisa ditandingi oleh bahasa keseharian.

Menurut orang yang bisa berbahasa arab klasik (Al-Quran), bahasa Arab kontemporer (koran, majalah, dsb) itu berbeda bahasanya dengan klasik, dari segi struktur dan pola kalimat. Sehingga yang biasa lulusan pesantren yang hanya biasa membaca kitab klasik biasanya akan menemui kesulitan untuk membaca bacaan koran di negara Arab misalkan. Demikian juga sebaliknya yang biasa membaca dan bertutur secara arab kontemporer akan kesulitan membaca literatur2 klasik.

Apakah harus men-set ulang, pulau baru yang hendak dituju?

Hmmm... may be...

Tapi karena sesuatu dan lain hal, keinginan tersebut belum bisa terwujud... But yang penting niat dulu, dan terus memupuk niat tsb agar menjadi motivasi untuk bisa menuju ke pulau baru.

No comments:

Post a Comment